Petualangan Manja di Purwakarta: Kenangan 2015

PISAU SASTRA (PISTRA), Rubrik OPINI, Minggu (20/07/2025) – Esai berjudul “Petualangan Manja di Purwakarta: Kenangan 2015” ini adalah sebuah tulisan karya  Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Kanya kecilku. Lihatlah foto ini. Senyummu yang manis, mata berbinar di balik rambut poni yang jatuh ke dahi, dan bagaimana kau menyusup manja ke pangkuan Ayah.

Rasanya baru kemarin kita duduk di bangku batu melingkar ini, tepat di bawah patung wayang gagah yang menjaga Stasiun Purwakarta. Waktu itu tahun 2015 dan kau masih sangat mungil. Namun, semangat petualangmu sudah membara.

Ayah ingat betul hari itu. Udara pagi di Cimahi masih sejuk saat Ayah membangunkanmu.

“Kanya, mau jalan-jalan ke tempat yang jauh?” tawar Ayah.

Foto bersama anakku, Kanya, di Purwakarta tahun 2015 silam - (Sumber: Koleksi pribadi)
Foto bersama anakku, Kanya, di Purwakarta tahun 2015 silam – (Sumber: Koleksi pribadi)

Matamu langsung berbinar. Tanpa banyak tanya, kau mengangguk semangat. Ayah sengaja tidak memberitahu tujuan kita, ingin memberimu kejutan. Sepanjang perjalanan di dalam kereta, kau tak henti-hentinya celoteh tentang apa saja yang kau lihat di luar jendela.

Sawah hijau membentang luas, pegunungan biru yang menjulang, dan rumah-rumah penduduk yang berjejer rapi. Setiap kali kereta berhenti di stasiun kecil, kau akan menunjuk-nunjuk antusias, seolah sedang menemukan harta karun tersembunyi.

Saat tiba di Stasiun Purwakarta, kau tercengang. Bangunan tua dengan arsitektur kolonial yang megah, diselimuti aroma khas kereta api dan suara deru lokomotif yang sesekali lewat. Ayah menuntunmu ke depan stasiun, tempat patung wayang itu berdiri gagah. Ayah masih ingat bagaimana kau mendongak, matamu mengikuti setiap lekukan patung itu dengan takjub.

Kau bertanya, “Ayah, itu siapa?”

Ayah menjelaskan bahwa itu adalah patung Gatotkaca, seorang pahlawan dalam cerita wayang. Kau mendengarkan dengan serius, seolah-olah Ayah sedang menceritakan dongeng paling menarik di dunia.

Lalu, kita duduk di bangku batu ini. Bangku ini terasa dingin di punggung. Namun, kehangatan senyummu dan pelukan manjamu membuat Ayah lupa akan segalanya.

Kau menyandarkan kepalamu di dada Ayah, matamu memandang sekeliling, mengamati orang-orang yang berlalu-lalang, para pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, dan kesibukan stasiun yang tak pernah tidur.

Sesekali, kau akan menunjuk sesuatu dan bertanya dengan suara kecil, “Ayah, itu apa?”

Ayah menjawabnya dengan sabar sembari menjelaskan setiap detail tentang apa saja yang membuatmu penasaran.

Saat itu, Ayah sadar, momen-momen sederhana seperti ini adalah harta yang tak ternilai. Bukan tentang seberapa jauh kita pergi, atau seberapa mahal pengalaman yang kita dapatkan, melainkan tentang kebersamaan. Tentang tawa renyahmu, tentang pelukan hangatmu, dan tentang setiap pertanyaan polos yang keluar dari bibir mungilmu.

Momen ini menjadi pengingat bagi Ayah, bahwa kebahagiaan sejati seringkali ditemukan dalam hal-hal kecil, dalam interaksi tulus dengan orang-orang yang kita cintai.

Waktu berlalu begitu cepat, Kanya. Sekarang kau sudah tumbuh besar, lebih mandiri, dan mungkin tidak lagi menyusup manja ke pangkuan Ayah seperti dulu.

Namun, Ayah harap, kenangan hari itu akan selalu tersimpan di hatimu. Kenangan tentang perjalanan dari Cimahi ke Purwakarta, tentang patung wayang yang gagah, tentang bangku batu yang dingin dan penuh kehangatan, serta tentang cinta Ayah yang tak pernah pudar untukmu.

Ayah sayang Kanya.

***

Judul: Petualangan Manja di Purwakarta: Kenangan 2015
Penulis: Didin Tulus, sang Petualang Pameran Buku
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas Info Penulis

Didin Tulus lahir di Bandung pada 14 Maret 1977. Ia menghabiskan masa kecilnya di Pangandaran, tempat ia menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah pertama. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA YAS Bandung.

Setelah lulus SMA, Didin Tulus melanjutkan pendidikannya di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Fakultas Hukum. Selain itu, ia juga menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung, jurusan Seni Rupa.

Didin Tulus
Didin Tulus, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Aktivitas dan Karir

Didin Tulus memiliki pengalaman yang luas di bidang penerbitan dan kesenian. Ia pernah menjadi marketing pameran di berbagai penerbit dan mengikuti pameran dari kota ke kota selama berbulan-bulan. Saat ini, ia bekerja sebagai editor di sebuah penerbitan independen.

Pengalaman Internasional

Didin Tulus beberapa kali diundang ke Kuala Lumpur untuk urusan penerbitan, pembacaan sastra, dan puisi. Pengalaman ini memperluas wawasannya dan membuka peluang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan komunitas sastra internasional.

Kegiatan Saat Ini

Saat ini, Didin Tulus tinggal di kota Cimahi dan aktif dalam membangun literasi di kotanya. Ia berkomitmen untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap kesenian dan sastra.

Dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang luas, Didin Tulus telah membuktikan dirinya sebagai seorang yang berdedikasi dan berprestasi di bidang kesenian dan penerbitan.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *