Kompleksitas Teater Masa Kini dan Tanggung Jawab Sutradara

PISAU SASTRA (PISTRA), Kolom OPINI, Jumat (26/09/2025) – Artikel berjudul “Kompleksitas Teater Masa Kini dan Tanggung Jawab Sutradara” ini merupakan karya original dari Yoyo C. Durachman, seorang penulis, pengarang, dosen,  sutradara, dan budayawan Cimahi. Saat ini aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).

Teater masa kini tidak lagi sesederhana seperti yang mungkin dibayangkan oleh sebagian orang. Dalam perkembangannya, teater telah menjadi sebuah medan kreativitas yang begitu kompleks sehingga menuntut peran sutradara untuk memikul tanggung jawab yang semakin berat.

Pentas Bengkel Teater Rendra tahun 2014 (sumber MetroTV)
Pentas Bengkel Teater Rendra tahun 2014 – (Sumber: MetroTV)

Sutradara bukan hanya dituntut untuk menguasai teknik penyutradaraan, tetapi juga harus mampu memahami berbagai jenis lakon serta metode pementasan yang kian beragam. Ada lakon-lakon yang sengaja “lari” dari realita yang menawarkan absurditas, simbolisme, atau fantasi sebagai bentuk kebebasan ekspresi. Di sisi lain, muncul juga lakon bertema sosial yang kadang lebih berfungsi sebagai alat propaganda daripada karya seni.

Tidak berhenti di situ, dunia teater juga mengenal bentuk pementasan tanpa naskah sama sekali. Di sini, kekuatan improvisasi para pemain dan visi sutradara menjadi kunci utama dalam membangun pertunjukan yang hidup dan komunikatif.

Jika kita memandang teater secara lebih luas, banyak bentuk pertunjukan sebenarnya masih bernaung di bawah payung besar “teater”: opera, pantomim, komedi musikal, dan balet, hingga berbagai bentuk pertunjukan tradisional maupun modern. Kesemuanya memiliki pendekatan artistik dan estetikanya sendiri, tetapi tetap berpijak pada prinsip dasar seni pertunjukan: menghadirkan kehidupan di atas panggung.

Namun, sekompleks apa pun proses kreatif di balik panggung, hasil akhirnya bagi penonton kerap dapat disederhanakan menjadi tiga kategori: sebuah pementasan yang buruk, pementasan yang cukup bagus, atau pementasan yang benar-benar bagus yang mampu meninggalkan kesan mendalam, menggugah emosi, dan memicu refleksi.

Di sinilah letak keindahan sekaligus tantangan dari teater modern. Sebuah panggung adalah ruang yang selalu membuka diri bagi eksperimen, kritik sosial, hingga keindahan artistiknya. Tugas dan tanggung jawab sutradara menjadi begitu penting untuk memastikan keseluruhan proses kreatif itu terwujud sebagai karya seni yang bukan hanya selesai dipentaskan, tetapi juga hidup dan bernapas bersama penontonnya. (Yoyo C. Durachman)

***

Judul: Kompleksitas Teater Masa Kini dan Tanggung Jawab Sutradara
Penulis: Yoyo C. Durachman
Editor: Jumari Haryadi

Sekilas tentang Penulis

Yoyo C. Durachman
Yoyo C. Durachman, Penulis – (Sumber: Arie/PISTRA)

Yoyo C. Durachman adalah seorang seniman dan budayawan Cimahi yang multitalenta. Pria kelahiran Bandung, 21 September 1954 ini dikenal sebagai dosen, aktor, sutradara, penulis, pengarang, dan budayawan.

Selama karirnya dalam dunia teater, tidak kurang dari 30 pementasan telah dilakukan Yoyo dengan kapasitas sebagai sutradara, pemain, penata pentas, konsultan, dan pimpinan produksi. Naskah drama berjudul “Dunia Seolah-olah” adalah naskah drama yang ia tulis dan dibukukan bersama naskah drama lain milik Joko Kurnain, Benny Johanes, Adang Ismet, Arthur S. Nalan, dan Harris Sukristian.

Pensiunan dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini kini sering diundang sebagai juri maupun sebagai narasumber diberbagai kegiatan kebudayaan. Selain itu, Yoyo juga aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *