Sayembara Avatar

Googling di internet
Ilustrasi: Seorang pemuda sedang mencari pekerjaan melalui internet – (Sumber: Arie/Pistra)

PISAU SASTRA (PISTRA) – Kolom OPINI, Senin (17/02/2025) – Sebuah puisi berjudul “Sayembara Avatar” ini merupakan buah karya Ririe Aikoseorang penulis dan pengarang wanita yang sangat produktif, pernah memenangkan Sayembara Penulisan FTV Indosiar.

Darma seorang pria baru lulus kuliah
IPK tinggi tak menjamin mudahnya bekerja
Melamar sana sini, tapi persyaratan sama

semua lowongan butuh pengalaman.
Tertawa miris, ia baru saja lulus,
Bagaimana pengalaman dimulai,
Jika tak diberi ruang untuk memulai?

“Minimal S1
Maksimal 25tahun
Pengalaman dibidang yang sama 3 tahun”
Fasih tiga bahasa,
Berpenampilan menarik,
wajib punya kendaraan.
Single
Mampu bekerja keras
Bersedia full time
Bersedia tidak dibayar lembur
Bersedia tidak menikah 2 tahun
Bekerja keras
Menguasai elemen api, tanah dan air
Bisa memprediksi cuaca
Tahan santet
Dan lain-lain”

Darma mengelus jidat,
“ini lowongan kerja atau sayembara menjadi Avatar?”

Dia hanya ingin bekerja,
bukan daftar jadi Superman.
Tapi kenapa syaratnya seperti
hendak menyelamatkan dunia?

Tapi Darma tak menyerah,
Ia terus mencoba
Mengirim puluhan lamaran
Hari berganti, bulan berganti
Sampai tahun berganti
Hingga ratusan lamaran dikirim
Bahkan Darma pun sudah akrab dengan bot auto-reply,
“Terima kasih sudah melamar,
kami akan menghubungi jika Anda lolos seleksi.”

Seleksi? Dibaca pun bahkan tidak
Semua surat lamarannya hanya menjadi salah satu sumber tumpukan sampah terbesar di dunia

Di medsos teman-teman Darma
Sibuk pamer karier dan harta
Seolah sedang mengejek
Para manusia yang tak bisa seperti mereka

Advertisements
Post Middle

Darma bukan tak berusaha
Hanya saja takdir orang berbeda
Untuk bekerja di negara ini
kita butuh banyak relasi
Dan sedikit kolusi

***

Judul puisi: Sayembara Avatar
Pengarang: Ririe Aiko

Sekilas tentang pengarang

Ririe Aiko
Ririe Aiko, pengarang – (Sumber: Koleksi pribadi)

Ririe Aiko adalah penulis yang melintasi dunia fiksi dan nonfiksi dengan kepiawaian bercerita yang khas. Kariernya dimulai lewat naskah FTV di Indosiar. Buku Antalogi pertamanya berjudul Ngonten KKN yang diterbitkan oleh Elex Novels.

Tak hanya menulis horor yang mencekam, ia juga aktif sebagai penulis eduparenting di ruangpena,  blogger aktif di Kompasiana, serta kontributor di Suara Merdeka.com dan Hatipena.com.

Sebagai penggiat puisi esai di Satupena Jakarta, Ririe  juga menyuarakan isu-isu sosial dan kemanusiaan. Ia menjadikan puisi esai sebagai medium untuk menggugah kesadaran, menghadirkan narasi yang tajam, reflektif, dan penuh makna.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *