Pramoedya Ananta Toer dan Rumahnya: Mitos tanpa Wujud

Pramoedya Ananta Toer - (Sumber: Kompas.com/istimewa)
Pramoedya Ananta Toer – (Sumber: Olenka.id/istimewa)

PISAU SASTRARubrik OPINI, Senin (10/02/2025) – Artikel berjudul Pramoedya Ananta Toer dan Rumahnya: Mitos tanpa Wujud” ini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Ada kabar mengejutkan yang datang dari seorang kawan yang baru saja menghadiri acara seabad Pramoedya Ananta Toerseorang sastrawan besar yang karya-karyanya telah menjadi bagian dari identitas bangsa. Namun, bukan berita tentang kemeriahan acara yang ingin saya bahas, melainkan kondisi rumah Pram yang tidak terurus. Sebuah ironi besar bagi seorang tokoh yang begitu diagungkan dan dimitoskan oleh para pengagumnya.

Pertama-tama, mari kita telusuri alasan mengapa rumah Pram dibiarkan dalam keadaan mengenaskan seperti ini. Di Indonesia, penghargaan terhadap sejarah dan warisan budaya sering kali hanya sebatas seremonial dan wacana. Pemerintah, khususnya pemerintah daerah Blora, seharusnya memiliki peran penting dalam menjaga dan merawat peninggalan sejarah seperti rumah Pramoedya Ananta Toer. Namun, nyatanya, perhatian dan tindakan nyata sering kali absen.

Didin Tulus
Didin Tulus, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Mengapa rumah Pram tidak dijadikan cagar budaya atau museum kecil oleh pemerintah Blora? Jawabannya mungkin terletak pada lemahnya apresiasi dan komitmen terhadap warisan budaya, padahal sebuah museum kecil bisa menjadi sarana edukasi yang sangat berharga, tidak hanya bagi warga Blora, tetapi juga bagi masyarakat luas. Bayangkan, betapa banyaknya pelajaran sejarah dan nilai-nilai kehidupan yang bisa kita pelajari dari kehidupan dan karya Pramoedya.

Namun, masalah ini bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah. Para pengagum Pram, yang sering kali terlihat hanya memitoskan Pram tanpa tindakan nyata, juga harus bertanggung jawab. Sejauh mana mereka berkontribusi dalam merawat dan melestarikan warisan Pram? Mitos tanpa wujud nyata adalah sebuah paradoks yang memperlihatkan kontradiksi dalam sikap masyarakat kita.

Pengagum Pram sering kali memuji karya-karyanya setinggi langit. Namun kenyataannya, kepedulian mereka terhadap peninggalan fisiknya masih jauh dari memadai, padahal semangat dan nilai-nilai yang terkandung dalam karya Pram seharusnya menginspirasi tindakan nyata, bukan sekadar kekaguman yang hampa.

Paradoks dan kontradiksi inilah yang sering kali mewarnai kehidupan kita sebagai bangsa. Di satu sisi, kita bangga dengan kekayaan budaya dan sejarah yang kita miliki. Namun di sisi lain, kita sering kali lalai dan abai dalam merawatnya. Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu dari sekian banyak contoh bagaimana kita memperlakukan pahlawan budaya kita dengan setengah hati.

Advertisements
Post Middle
Kondisi rumah Pramoedya Ananta Toer pada 2018 - (Sumber: Kompas.com)
Kondisi rumah Pramoedya Ananta Toer pada 2018 – (Sumber: Kompas.com)

Kita harus belajar dari kesalahan ini dan mulai bergerak menuju perubahan. Pengagum Pram, mari kita berhenti memitoskan Pram dan mulai bertindak nyata. Bekerja sama dengan pemerintah dan berbagai pihak untuk merawat dan melestarikan rumah Pram adalah langkah awal yang bisa kita lakukan. Membuatnya menjadi museum kecil atau cagar budaya bukanlah hal yang mustahil jika kita memiliki kemauan dan komitmen.

Mari kita wujudkan mimpi Pramoedya Ananta Toer melalui tindakan nyata. Jangan biarkan warisan budaya kita hanya menjadi cerita indah yang tertinggal di balik ketidakpedulian. Jadikan rumah Pram sebagai simbol penghargaan kita terhadap sejarah dan kontribusi besar seorang sastrawan yang telah mengharumkan nama bangsa.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa penghormatan kita terhadap Pram dan karyanya bukanlah sekadar kata-kata manis dan pujian tanpa tindakan. Ini adalah tanggung jawab bersama untuk merawat dan melestarikan warisan budaya kita, agar generasi mendatang dapat terus belajar dan terinspirasi dari nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kehidupan dan karya Pramoedya Ananta Toer.

Jangan biarkan paradoks dan kontradiksi ini terus menghantui kita. Mari kita bergerak menuju perubahan yang nyata.

***

Judul: Pramoedya Ananta Toer dan Rumahnya: Mitos tanpa Wujud
Penulis: Didin Kamayana Tulus
Editor: JHK

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *