PISAU SASTRA (PISTRA), Kolom RUANG KARYA/CERPEN, Senin (23/06/2025) – Puisi Esai berjudul “Di Balik Antrean panjang Itu” ini merupakan karya original dari Yoyo C. Durachman, seorang penulis, pengarang, dosen, sutradara, dan budayawan Cimahi. Saat ini aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).
Di sebuah pagi yang belum benar-benar terang,
di halaman kantor yang dibuka hanya sesekali untuk harapan,
antrean telah mengular sebelum jam dibuka.
Bukan antrean sembako,
bukan antrean bantuan.
Ini antrean untuk selembar peluang bernama lowongan kerja.
Kertas-kertas CV dicetak tergesa,
mata-mata menyimpan gugup dan restu dari rumah,
dan lihatlah—berapa banyak wajah perempuan di sana?
Mereka datang tak sekadar sebagai pencari kerja,
tetapi sebagai penopang hidup,
penjaga dapur, pengganti peran yang perlahan hilang
karena PHK datang lebih cepat daripada janji perubahan.
Seorang ibu menggenggam map lusuh di tangan kanan,
tangan kiri menggamit lengan anak gadisnya.
“Kita melamar sama-sama, ya,” katanya lirih.
Bukan drama. Ini kenyataan.
**
Di negeri yang katanya tumbuh,
lapangan kerja tumbuh seperti ilusi di papan reklame.
Yang nyata justru daftar panjang pengangguran
dan berita pemutusan hubungan kerja
yang mengendap seperti kabar duka
yang tidak dimakamkan dengan layak.
Perempuan bangkit,
bukan hanya karena ingin,
tapi karena harus.
Di rumah, tagihan menunggu.
Di sekolah, anak-anak ingin tetap belajar.
Di dapur, harga minyak naik sendiri.
Dan di dalam dada,
tanggung jawab tumbuh tanpa permisi.
**
Tapi di ruang-ruang berpendingin,
kursi kekuasaan tak mengenal antre.
Janji-janji terselip di antara proyek dan pesta.
Mereka yang memegang palu kebijakan
masih sibuk menimbang untung rugi pribadi,
sementara rakyat menimbang:
makan hari ini atau bayar sewa bulan depan?
**
Maka, wahai pejabat,
wahai politikus yang dulu bersumpah di atas kitab,
jika kau masih ingin didengar rakyat,
jangan hanya buka suara,
bukalah lapangan kerja.
Jangan hanya kutip angka statistik,
dengarkan suara yang berdesak-desakan
di balik antrean itu.
Karena hari ini,
ibu dan anak berdiri sejajar dalam antrean yang sama.
Karena hari ini,
perempuan tak hanya menunggu,
tetapi memikul beban yang berganda.
Karena hari ini,
yang mereka butuhkan bukan sekadar harapan,
tetapi kesempatan.
***
Judul: Di Balik Antrean panjang Itu
Pengarang: Yoyo C. Durachman
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang pengarang

Yoyo C. Durachman adalah seorang seniman dan budayawan Cimahi yang multitalenta. Pria kelahiran Bandung, 21 September 1954 ini dikenal sebagai dosen, aktor, sutradara, penulis, pengarang, dan budayawan.
Selama karirnya dalam dunia teater, tidak kurang dari 30 pementasan telah dilakukan Yoyo dengan kapasitas sebagai sutradara, pemain, penata pentas, konsultan, dan pimpinan produksi. Naskah drama berjudul “Dunia Seolah-olah” adalah naskah drama yang ia tulis dan dibukukan bersama naskah drama lain milik Joko Kurnain, Benny Johanes, Adang Ismet, Arthur S. Nalan, dan Harris Sukristian.
Pensiunan dosen Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung ini kini sering diundang sebagai juri maupun sebagai narasumber diberbagai kegiatan kebudayaan. Selain itu, Yoyo juga aktif sebagai anggota Dewan Penasehat, Pakar, dan Pengawas (DP3) Dewan Kebudayaan Kota Cimahi (DKKC).
***