Oleh: Taufiqurrahman
Sumber Foto: literariness.org
A. PENDAHULUAN
Harian Kompas merupakan salah satu koran Indonesia yang gencar mengenalkan karya sastra sejak mula awal. Dalam hal ini, cerpen selalu mempunyai tempat di koran ini. Kompas menerbitkan kumpulan cerpen yang dibukukan dalam sebuah antologi pertama kali pada tahun 1992. Proses pembukuan cerpen Kompas ini merupakan sebuah proses yang panjang dalam penyeleksiannya. Tentu, sebuah kehormatan bagi sastrawan yang cerpennya terpilih dan dimuat dalam buku kumpulan cerpen Kompas. Sejak tahun 1992 hingga tahun 2021, buku kumpulan cerpen Kompas sudah terbit hampir 30 tahun. Tentu ini bukan masa yang pendek. Sebagai sebuah rekaman budaya, buku kumpulan cerpen Kompas merupakan korpus sastra yang menarik untuk dikaji dengan menggunakan berbagai teknik analisis sastra. Terlebih lagi, cerpen-cerpen yang hadir di dalam buku kumpulan cerpen Kompas yang sangat beragam dengan kekayaan budaya tiap-tiap penulisnya.
Cerpen “Penagih Hutang Bersepeda Kumbang” karya Farizal Sikumbang merupakan salah satu cerpen yang dimuat dalam buku Kasur Tanah Cerpen Pilihan Kompas 2017. Cerpen ini berlatar di Kampung Kuranji. Nama Kuranji sebetulnya tidak hanya ada di wilayah Sumatera Barat, tetapi ada juga di wilayah lain di Indonesia. Panggilan apa, uni, amak, abak, dan mamak menjadi penunjuk yang kuat bahwa latar terjadi di Sumatera Barat. Cerpen ini akan dikaji dalam skema aktan A.J. Greimas. Skema aktan akan menunjukkan tindakan-tindakan dan hal-hal yang ingin dicapai oleh para subjek.
B. KAJIAN TEORI
1. Sintaksis Naratif Greimas
A.J. Greimas (dalam Zaimar, 2014) menyatakan empat prinsip dalam penelitian karya sastra. Pertama, makna dalam karya sastra diciptakan oleh pihak yang kompeten dalam pengkajiannya. Kedua, meneliti karya sastra dengan memfokuskan pada bahasa dan struktur teks yang menunjukkan pembentukan maknanya. Ketiga, hal yang menjadi dasar dalam teks sastra adalah struktur ceritanya. Keempat, mengkaji tahapan demi tahapan dalam cerita dan tidak melihat hanya pada tahapan permukaan saja.
Teori aktan (tindakan) Greimas merupakan teori yang memberi fokus kepada pelaku tindakan. Aktan dapat diisi oleh berbagai macam entitas. Aktan merupakan peran yang muncul dalam tindakan. Tokoh berbeda dengan aktan. Tokoh selalu berupa makhluk hidup atau sesuatu yang dipersonifikasikan. Sedangkan, pelaku tindakan bisa berupa segala macam entitas. Skema aktan terbangun atas enam peran aktan dalam cerita. Peran-peran dalam aktan itu antara lain: subjek, objek, pengirim, penolong/pembantu, penentang, dan penerima. Dalam aktan, hal yang dikaji adalah tindakan yang dilakukan (Greimas dalam Zaimar, 2014). Berikut ini merupakan bentuk dasar skema aktan.
Gambar 1 Skema Aktan
Pengirim adalah sesuatu atau seseorang yang menggerakkan cerita. Pengirim menjadi penentu objek yang diinginkan. Pengirim akan memanggil pihak yang akan mencari dan mendapatkan objek. Pengirim dapat diuji perannya dengan mengajukan pertanyaan, siapa pihak yang mengingini objek? Objek adalah sesuatu yang dicitakan dan dicari. Pengujian objek dapat diajukan dengan mempertanyakan, apa hal yang diinginkan dan dicari? Subjek adalah pihak yang ditugasi oleh pengirim untuk menemukan dan mencapai objek yang diinginkan. Subjek dapat diuji perannya dengan mengajukan pertanyaan, siapa pihak yang ditugasi untuk mencari objek? Ketercapaian itu pun membuka peluang perubahan keadaan dari keadaan tertentu kepada keadaan yang lain. Subjek harus mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu sehingga objek dapat tercapai. Penentang adalah sesuatu atau seseorang yang menjadi penghalang bagi subjek untuk mencapai objek yang dituju. Pengujian peran ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, siapa pihak yang menjadi penghalang bagi subjek untuk mencapai objek? Penolong adalah sesuatu atau seseorang yang memberikan jalan kemudahan tercapainya objek yang dituju. Pengujian peran ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, siapa yang memberi bantuan kepada subjek dalam pencariannya? Penerima adalah sesuatu atau seseorang yang menjadi pihak penerima objek yang dicapai. Pengujian peran ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, siapa pihak yang menikmati objek yang dicari/dicapai? (Greimas dalam Zaimar, 2014).
C. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian yang mengkaji manusia yang ada di dalam teks dan dalam hal ini adalah tokoh. Data dalam penelitian ini adalah karya sastra berbentuk cerpen yang berjudul “Penagih Hutang Bersepeda Kumbang” karya Farizal Sikumbang. Cerpen itu dimuat dalam antologi cerpen Kasur Tanah Cerpen Pilihan Kompas 2017. Fokus dalam penelitian ini adalah aspek sintaksis naratif menurut A.J. Greimas. Data dan objek penelitian ini aspek sintaksis naratif yang disajikan melalui skema aktan.
Data dalam penelitian sastra adalah bahan penelitian yang terdapat dalam karya sastra yang akan diteliti. Sebagai bahan penelitian yang sudah jadi, data penelitian sastra berbeda dengan objek atau sasaran penelitian. Objek penelitian sastra adalah pokok atau topik penelitian. Hal itu disampaikan oleh (Sudaryanto dalam Sangidu, 1996). Objek penelitian sastra ada dua jenis, yaitu objek material dan objek formal. Objek material penelitian sastra merupakan segala bentuk kegiatan penelitian sastra. Objek formal adalah objek yang ditentukan oleh sudut pandang tiap-tiap peneliti dalam penelitian sastra (Chamamah-Soeratno dalam Sangidu, 1996).
Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis tokoh/karakter. Tahap selanjutnya menentukan aktan tokoh-tokoh yang terdapat di dalam cerpen. Analisis data disajikan menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu hasil analisis berupa pemaknaan karya sastra yang disajikan secara deskriptif (Ratna, 2015: 46-48 dalam Panuju, 2017).
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada proses penelitian cerpen “Penagih Hutang Bersepeda Kumbang” karya Farizal Sikumbang ini diketahui bahwa terdapat tokoh Uni Ida, Udin Leman, Amak, Abak, Aku, dan Mamak Odang. Tokoh-tokoh itu merupakan subjek. Sebagai subjek, tokoh-tokoh itu mempunyai objek yang dituju. Dalam skema aktan 1, Uni Ida mempunyai objek yang sama dengan Udin Leman yang terdapat dalam skema aktan 2 Udin Leman. Kesamaan objek Uni Ida dan Udin Leman menunjukkan bahwa kedua tokoh bercita-cita menjalin hubungan cinta kasih yang tidak disetujui oleh Abak.
Pertemuan Uni Ida dan Udin Leman adalah sebuah pertemuan aksidental. Begitu pula pertemuan Udin Leman dan Uni Ida. Uni Ida yang ditugasi Amak membayar kreditan rantang Amak menjadi penyebab perkenalan itu. Udin Leman sebagai penjual barang pecah belah keliling secara tidak sengaja berkenalan dengan Uni Ida, anak Amak. Jadi, hubungan yang terjalin antara keduanya merupakan hubungan yang disebabkan oleh perantara.
Uni Ida begitu setia menyimpan kenangan bersama Udin Leman. Uni Ida tetap menjaga sepeda kumbang milik Udin Leman sekali pun setelah Uni Ida sudah berkeluarga. Uni Ida juga menyimpan rahasia sepeda kumbang itu. Begitu pula Aku yang tidak membocorkan peristiwa yang terjadi di masa lalu Uni Ida kepada suami Uni Ida.
Jalinan hubungan Udin Leman dan Uni Ida menyebabkan Abak murka. Hingga, akhirnya Abak mengusir Udin Leman. Udin Leman dalam menghadapi masalah ini tidak ada pihak yang membantunya. Begitu pula tokoh yang menghalangi juga tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa Udin Leman bertindak sendiri di rantau. Bila dicermati secara kausal, hubungan yang terjadi antara Uni Ida dan Udin Leman terjadi karena Amak mengambil rantang secara kredit kepada Udin Leman. Bila hal itu tidak dilakukan oleh Amak, pertemuan Uni Ida dan Udin Leman tidak akan terjadi secara intens bahkan (mungkin) tidak saling mengenal.
Abak digambarkan sebagai yang begitu kuat. Dalam dua aktannya mencapai objek, Abak tidak ada penghalang dan pembantu. Abak mempunyai dua objek, yaitu: 1) melarang Uni Ida menjalin hubungan dengan Udin Leman, 2) mengusir Udin Leman. Abak dapat dengan mudah mencapai objek yang ingin dicapainyai itu. Kekuatan Abak juga menunjukkan bahwa para tokoh (Amak, Uni Ida, Aku, Mamak Odang) begitu patuh kepada Abak.
Amak ditunjukkan sebagai tokoh yang patuh kepada suami (Abak). Peristiwa kemarahan Abak kepada Uni Ida dan pengusiran Udin Leman di depan rumah mereka menunjukkan kepatuhan Amak. Amak tidak melakukan apa pun sebagai bentuk perlawanan kepada Abak. Kepatuhan Amak kepada Abak jelas terlihat ketika Amak berusaha mengobati penyakit yang menimpa Abak. Amak juga ditunjukkan sebagai yang terbuka dan santun. Amak menerima Udin Leman dengan mudah saat kali pertama mereka bertemu.
Sebagai juru cerita, Aku hanya mempunyai satu aktan, yaitu mengantarkan makanan untuk Uni Ida. Itu dilakukan oleh Aku dengan tujuan menghibur tokoh Uni Ida. Harapan Aku adalah Uni Ida dapat ceria seperti semula. Tetapi, objek yang dituju oleh Aku tidak tercapai (tidak ada penerima) karena Uni Ida tidak menerima tindakan yang dilakukan oleh Aku. Di dalam aktannya, Aku juga tidak mempunyai penghalang untuk mencapai objek.
Mamak Odang sebagai juru kunci kejadian. Mamak Odang yang mengetahui cerita yang sebenarnya terjadi. Mamak Odang menceritakan kejadian yang berkaitan dengan Abak. Dengan kisah yang sampaikan oleh Mamak Odang, Amak, Uni Ida, dan Aku jadi mengetahui kisah di balik kematian Abak dan kepergian Udin Leman. Dalam usaha mencapai objek ini, tidak ada yang menghalangi Mamak Odang. Ini menunjukkan begitu mudah bagi tokoh Mamak Odang mencapai objek itu, sementara penerima objek sampai berjumlah tiga pihak/tiga tokoh.
2. Pembahasan Skema Aktan Tokoh
a. Uni Ida
Gambar 2 Skema Aktan 1 Uni Ida
Pertemuan antara Uni Ida dengan Udin Leman terjadi secara kebetulan. Sebagai penjual barang yang berkeliling kampung dan mengkreditkan barang kepada Amak (Ibu Uni Ida), Udin Leman mempunyai kesempatan untuk berjumpa dengan Uni Ida secara intens. Amak sering menitipkan uang kepada Uni Ida untuk membayar kreditan kepada Udin Leman. Pertemuan yang sering itu menyebabkan Uni Ida dan Udin Leman menjalin hubungan cinta kasih. Tidak dapat diingkari bahwa hubungan itu terjadi karena bantuan Amak. Amak mengkredit rantang kepada Udin Leman dan Amak juga menitipkan uang kepada Uni Ida untuk dibayarkan kepada Udin Leman ketika Amak sedang pergi atau ada keperluan lain.
Hubungan Uni Ida dan Udin Leman terjadi secara lazim sebagai hubungan muda-mudi yang saling suka. Tetapi, hubungan itu diketahui Abak akhirnya. Abak sangat menentang jalinan hubungan antara Uni Ida dan Udin Leman. Alasan Abak menolak hubungan itu karena Uni Ida baru menamatkan sekolah menengah atas. Selain itu, Abak juga menduga-duga Udin Leman bukan orang baik dan bukan orang yang jelas asal-usulnya. Terlebih lagi, Udin Leman hanya seorang penjual barang keliling/tukang kredit. Kutipan berikut menunjukkan alasan Abak menentang itu.
“Kau masih baru tamat sekolah. Kau belum pantas berpacaran. Aku tak ingin kau berhubungan dengan, si tukang kredit itu.”
Uni Ida hanya diam dengan menekukkan wajah ke lantai. Tak berani menatap wajah Abak. “Aku tak ingin lagi mendengar bila kau berjumpa dengannya. Aku merasa dia bukan orang baik-baik. Jangan pernah berhubungan dengan orang yang tak tahu asal-usulnya. Kau mengerti?” (Sikumbang dalam Sartono & Arcana, 2018)
Gambar 3 Skema Aktan 2 Uni Ida
Dalam skema aktan 2 Uni Ida, penghalang tidak ada. Uni Ida sebagai subjek tidak ada yang menghalanginya dalam mencapai objek yang diinginkan. Hal itu juga berbanding terbalik dengan pembantu dalam skema aktan 2 Uni Ida. Pihak yang membantu subjek sampai berjumlah tiga orang/hal, yaitu Aku, sepeda kumbang, dan Abak. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dapat dengan mudah mencapai objek yang diinginkannya, yaitu menyimpan kenangan Udin Leman.
b. Udin Leman
Gambar 4 Skema Aktan 1 Udin Leman
Kehadiran Udin Leman bertujuan untuk menjual barang pecah belah di Kampung Kuranji. Udin Leman berasal dari Rengat dan dia tinggal di kampung sebelah, Kampung Kuranji. Amak dan Warga Kampung Kuranji menjadi pihak yang membantu subjek untuk mencapai objeknya. Dalam usaha mencapai objek yang dituju, subjek tidak mempunyai penghalang. Hal ini dapat diartikan bahwa subjek begitu mudah mencapai objeknya.
Gambar 5 Skema Aktan 2 Udin Leman
Pada skema aktan 1 Udin Leman, subjek tidak mempunyai penghalang untuk mencapai objek. Tetapi, subjek mempunyai penghalang, yaitu Abak dalam skema aktan 2 Udin Leman. Kehadiran penghalang subjek disebabkan objek yang dituju, yaitu menjalin hubungan dengan Uni Ida. Hal ini terjadi karena Uni Ida merupakan anak Abak.
Gambar 6 Skema Aktan 3 Udin Leman
Subjek Udin Leman mempunyai objek yang dituju Uni Ida pada skema aktan 2. Objek itu menyebabkan Udin Leman diusir oleh Abak dari Kampung Kuranji. Jadi, penghalang subjek muncul karena perbedaan objek yang dituju dari skema aktan 1 dan 2.
c. Abak
Gambar 7 Skema Aktan 1 Abak
Berdasarkan skema aktan 1 Abak, Abak ditunjukkan begitu kuat karena Abak tidak mempunyai pembantu dalam mencapai objek yang dituju. Begitu pula pada penghalang, Abak tidak mempunyai penghalang dalam mencapai objek yang dituju. Hal itu menunjukkan bahwa Abak begitu mudah mencapai objeknya.
Gambar 8 Skema Aktan 2 Abak
Objek yang dituju oleh subjek pada skema aktan 1 Abak menjadi pengirim pada skema aktan 2 Abak. Tetapi, tidak adanya pembantu dan penghalang Abak dalam mencapai objek, benar-benar meneguhkan bahwa Abak merupakan tokoh yang kuat. Abak selalu dapat dengan mudah mencapai objek yang dituju tanpa ada perlawanan.
d. Amak
Gambar 9 Skema Aktan 1 Amak
Amak hanya mempunyai satu skema aktan. Amak tidak banyak berperan dalam beberapa peristiwa yang seharusnya Amak bisa menjadi pembantu. Objek Amak sebagai subjek hanya mengambil rantang secara kredit kepada Udin Leman. Sedikitnya tindakan Amak juga menunjukkan Amak sebagai istri yang patuh kepada Abak (suami). Kepatuhan itu bisa juga bentuk ketakutan Amak kepada Abak sekalipun Amak sebetulnya ingin membantu Uni Ida.
Gambar 10 Skema Aktan 2 Amak
Abak menyimpan ceritanya sendiri dan Abak menderita sakit karenanya. Amak pun mengobati sakit yang menimpa Abak dengan mendatangkan mantri desa dan dukun bermata elang. Aktan Amak menunjukkan betapa Amak mencintai dan patuh kepada Abak.
e. Aku
Gambar 11 Skema Aktan 1 Aku
Aktan yang dihasilkan oleh tokoh aku tidak menunjukkan peran yang begitu penting dalam rangkaian cerita. Penerima dalam skema aktan tidak ada dan penghalang juga tidak ada. Artinya aktan ini menunjukkan kegagalan Aku dalam mewujudkan objek yang dituju. Aku sebagai tokoh dalam cerita ini dan Aku juga merupakan pencerita utama.
f. Mamak Odang
Gambar 12 Skema Aktan 1 Mamak Odang
Upaya Mamak Odang mencapai objek yang dituju tidak sulit. Mamak Odang tidak mempunyai penghalang dan pembantu dalam upaya mencapai itu. Pengirim Mamak Odang menceritakan kejadian yang berkaitan dengan Abak adalah mengungkapkan kisah yang terjadi dengan sebenarnya. Sehingga, Amak, Uni Ida, dan Aku tahu mengetahui hal yang dilakukan Abak dan hal yang menimpa Udin Leman.
E. KESIMPULAN
Skema aktan yang digunakan dalam pengkajian cerpen “Penagih Hutang Bersepeda Kumbang” karya Farizal Sikumbang ini merupakan bentuk analisis sintaktis yang dikemukakan oleh A.J. Greimas. Skema aktan keenam subjek di dalam cerpen menunjukkan keragaman objek, pengirim, pembantu, penghalang, dan penerima. Para subjek dalam cerpen saling bertaut dalam tindakan yang dilakukan. Hal itu menunjukkan kesatuan cerita. Hasil analisis cerpen ini dapat simpulkan dalam poin-poin berikut.
- Udin Leman merupakan tokoh utama. Hal ini dapat diketahui dari jumlah aktan Udin Leman yang terdiri atas tiga aktan. Aktan sebagai penanda tindakan menunjukkan bahwa Udin Leman mempunyai peran besar dalam mengubah peristiwa satu ke peristiwa berikutnya. Sebagai tokoh utama, Udin Leman tidak digambarkan sebagai orang yang kuat, berbanding terbalik dengan Abak.
- Sebagai tokoh pembantu, Abak sebagai tokoh pembantu, Abak mempunyai kekuatan yang melampaui tokoh utama. Dalam upaya Abak mencapai objek di kedua aktannya, Abak tidak mempunyai penghalang. Penggambaran kekuatan tokoh yang saling berlawanan ini diketahui berdasarkan aktan keduanya.
- Sebagai objek yang dituju Udin Leman, Uni Ida tidak menunjukkan banyak tindakan. Sehingga, Uni Ida tampak menerima apa pun hal yang menimpanya.
- Sebagai Ibu Uni Ida, Amak tidak mempunyai banyak tindakan. Dalam Aktan, Amak hanya mempunyai dua tindakan, yaitu mengambil kreditan rantang kepada Udin Leman dan mengobati Abak.
- Aktan satu Amak mempunyai pengaruh besar dalam perubahan peristiwa di dalam cerita.
- Aku dan Mamak Odang hanya mempunyai satu aktan masing-masing. Objek dalam Aktan Aku tidak tercapai dan Objek dalam aktan Mamak Odang tercapai dan menerima objek itu Amak, Uni Ida, dan Aku.
F. SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian cerpen ini dapat dikembangkan dengan menggunakan teknik analisis strukturalisme yang lain. Aspek pragmatik dan aspek semantik dapat digunakan untuk mengkaji lebih lanjut. Sehingga, tokoh dan penceritaan dapat diketahui secara lengkap. Secara utuh pengkajian strukturalisme atas cerpen ini juga dapat mengungkapkan cara-cara tokoh dalam menyelesaikan masalahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Panuju, G. S. (2017). Kajian Struktur Tiga Cerpen Karya Budi Darma dalam Kumpulan Cerpen Orang-Orang Bloomington: Perspektif Strukturalisme Naratif A.J. Greimas [Universitas Sanata Dharma]. http://repository.usd.ac.id/id/eprint/12383
Sangidu. (1996). Data dan Objek Penelitian dalam Penelitian Sastra. Humaniora, III, 69–77. https://doi.org///doi.org/10.22146/jh.1948
Sartono, F., & Arcana, P. F. (Eds.). (2018). Kasur Tanah: Cerpen Pilihan Kompas 2017 (I). Kompas Media Nusantara.
Zaimar, O. K. S. (2014). Semiotika dalam Analisis Karya Sastra. Komodo Books.
Taufiqurrahman, kelahiran Tanjung Karang 19 Maret 1981, menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Pendidikan Indonesia, program studi Bahasa dan Sastra Indonesia tahun 2005, menyelesaikan pendidikan magister di Universitas Indrprasta PGRI, program pendidikan Bahasa Indonesia tahun 2016, dengan bimbingan tesis bersama Prof. Apsanti Djokosujatno, saat ini, mengajar Bahasa Indonesia di SMA Sinar Dharma, di Jakarta Barat, sejak tahun 2011.