Puisi “Berteman dengan Dingin”

PISAU SASTRA (PisTra), Kolom Ruang Karya/Puisi, Jumat (19/09/2025) ─ Puisi berjudul “Berteman dengan Dingin” ini merupakan hasil karya L. Malaranggi atau akrab disapa “El”, seorang mahasiswa aktif yang tengah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Wiralodra, Indramayu, Jawa Barat.

Pertemananku dengan dingin
adalah pertemanan awet
seperti mendung dan hujan.

Sesekali ia bertanya:
kapan kita pulang
ke rumah sendiri-sendiri
untuk sementara.

Aku menjawab:
aku akan pulang seperti sedia kala;
menyesap teh tanpa kehadirannya,
dan aku akan merokok seperti sedia kala juga,
mungkin harus,
dan tanpa kehadirannya juga.

Lalu aku dan dingin tertawa bersama,
menyesap kopi hitam berdua.

Ia melanjutkan tentang percakapan angin
yang menggoyangkan daun hingga gugur;
lalu kita tertawa lagi
sampai kemuning senja tiba,
menggulung tuntas
percakapan kita berdua.

***

Judul: Berteman dengan Dingin
Pengarang: L. Malaranggi
Editor: JHK

Sekilas tentang Penyair

L. Malaranggi atau akrab disapa “El” adalah seorang mahasiswa aktif yang tengah menempuh pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Wiralodra Indramayu. Dengan minat yang kuat terhadap isu-isu keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat, ia terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan kapasitas diri baik secara akademis maupun organisasi. Di tengah kesibukan kuliah, ia tetap aktif mengikuti berbagai forum diskusi dan kegiatan sosial kemasyarakatan.

L. Malaranggi
L. Malaranggi, Penulis/Penyair – (Sumber: Koleksi pribadi)

Keterlibatan El dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menjadi wujud nyata dari semangat juang dan dedikasinya terhadap perjuangan kaum marhaen. Saat ini, ia dipercaya menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Kaderisasi GMNI Komisariat Hukum Universitas Wiralodra. Dalam posisi ini, ia berperan aktif dalam merancang dan melaksanakan program pengkaderan yang progresif, sekaligus mendorong tumbuhnya kesadaran ideologis di kalangan anggota muda.

Sebagai kader muda yang berpijak pada semangat Trisakti Bung Karno, El meyakini bahwa perubahan dimulai dari keberanian untuk berpikir kritis dan bertindak kolektif. Baginya, organisasi bukan sekadar ruang berkumpul, melainkan tempat untuk menempa diri dan menyumbangkan energi terbaik demi kemajuan rakyat dan bangsa. Komitmen ini menjadi dasar pijakannya dalam menjalani setiap proses perjuangan, baik di ranah akademik maupun pergerakan.

***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *