Jika berbicara mengenai puisi, semua orang pasti sudah mafhum. Mengapa tidak, karena salah satu jenis karya sastra ini sudah dipelajari sejak sekolah dasar. Puisi menjelma sebuah karya yang tidak akan asing lagi di telinga. Sebagian besar orang pasti sudah tahu apa itu puisi, minimal dari tipografinya atau “penampakan” sekilas. Ketika kita menemukan barisan kata yang menjelma kalimat, dan kalimat-kalimat itu secara tata letak atau tipografi tidak sampai mepet ke bagian kanan, bahkan cenderung dipangkas-pangkas menjadi berbaris-baris, dalam istilah sastra disebut enjambemen.
Secara teoretis yang lebih mendalam, sampai saat ini belum ada batasan mengenai arti dari puisi yang betul-betul disepakati oleh semua orang dan para pakar. Yang banyak beredar di masyarakat hanyalah kesimpulan-kesimpulan yang dibuat dari berbagai definisi yang dibuat oleh para pakar sastra. Akan tetapi walaupun demikian kita wajib mengetahui beberapa batasan yang dikemukakan mengenai puisi.
Puisi merupakan bentuk kesusasteraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya (Waluyo, 1997:23), batasan ini masih merupakan batasan puisi yang berkaitan dengan unsur luar atau fisiknya saja. James Reeves (dalamĀ Waluyo, 1997:5) mengatakan bahwa puisi adalah ekspresi bahasa yang kaya dan penuh daya pikat. Bahasa puisi menurut Coleridge adalah bahasa pilihan, yakni bahasa yang benar-benar diseleksi secara ketat oleh penyairnya. Clive Samson mengemukakan batasan puisi sebagai bentuk pengucapan bahasa yang ritmis, yang mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif dan emosional (Waluyo, 1997:23).
Dari beberapa pendekatan di atas, dapat disimpulkan kembali bahwa puisi adalah sebuah kumpulan kata yang penuh dengan bahasa ekspresif, dengan bahasa-bahasa pilihan, mengungkapkan pengalaman intelektual yang bersifat imajinatif. (DH)
Referensi
Luxemburg, Jan van, dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Gramedia: Jakarta
Luxemburg, Jan van, dkk. 1989. Tentang Sastra. Intermasa: Jakarta
Saputra, Dimas Handi Hijrah. 2006. Tema Kesunyian pada Kumpulan Puisi Air Mata Diam Karya Jamal D. Rahman, Sebuah Kajian Semiotik. (Skripsi Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia)
Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga