Braga at Paris van Java: Sebuah Refleksi di Jantung Kota Kembang

PISAU SASTRARubrik OPINI, Minggu (09/03/2025) – Artikel berjudul Braga at Paris van Java: Sebuah Refleksi di Jantung Kota Kembangini adalah sebuah esai karya Didin Kamayana Tulus yang merupakan seorang penulis, penggiat buku, dan kini tinggal di Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat.

Bandung, kota yang selalu berhasil memikat hati dengan pesona sejarah dan budayanya, kembali menjadi saksi bisu dari sebuah perbincangan literasi yang mendalam. Pada 22 Februari 2025 lalu, saya berkesempatan untuk menghadiri diskusi novel “Braga at Paris van Java” karya Foggy FF. Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangkaian acara “Bandung Book Festival Gramedia” di Braga City Walk.

Didin Tulus
Didin Tulus, penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Diskusi novel ini bukan sekadar acara bedah buku biasa, melainkan sebuah perjalanan reflektif ke dalam denyut nadi Kota Bandung yang dipandu dengan apik oleh Tiwi Kasavela dari Komunitas Temu Sejarah.

Sejak awal, suasana diskusi sudah terasa hangat dan akrab. Para peserta yang terdiri dari beragam latar belakang, tampak antusias untuk menggali lebih dalam makna yang terkandung dalam novel ini. “Braga at Paris van Java” bukan sekadar cerita fiksi, melainkan sebuah potret kompleks dari dinamika warisan budaya dan tantangan modernitas yang dihadapi Kota Bandung.

Foggy FF dengan kepiawaiannya berhasil meramu kisah keluarga dengan latar belakang sejarah kota yang kaya. Melalui tokoh-tokohnya, ia mengajak pembaca untuk merenungkan tentang identitas budaya, kritik sosial, dan upaya pelestarian lingkungan. Isu-isu ini tidak hanya relevan bagi masyarakat Bandung, tetapi juga bagi kita semua yang hidup di tengah arus globalisasi.

Salah satu hal yang paling menarik dari diskusi ini adalah bagaimana novel ini mampu membangkitkan kembali kenangan dan imajinasi tentang Braga, jalan ikonik yang sering disebut sebagai “Paris van Java”. Braga bukan sekadar jalan dengan bangunan-bangunan tua, tetapi juga saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah dan budaya yang membentuk karakter Kota Bandung.

Diskusi Literasi
Flyer acara DISKUSI LITERASI bertajuk ““Braga at Paris van Java: Sebuah Refleksi di Jantung Kota Kembang” yang berlangsung di BRAGA CITY WALK, Kota Bandung – (Sumber: Didin/PisTra)

Dalam diskusi, terungkap bahwa “Braga at Paris van Java” adalah cerminan dari perjuangan masyarakat dalam merawat dan menyesuaikan diri dengan warisan sejarah di tengah laju modernitas. Novel ini mengajak kita untuk merenungkan tentang bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat dapat berkontribusi dalam menjaga warisan budaya, tanpa harus menutup diri dari perubahan zaman.

Diskusi ini juga menjadi ajang untuk bertukar pikiran tentang peran sastra dalam mengangkat isu-isu urban dan sejarah. Para peserta sepakat bahwa novel ini berhasil menghidupkan kembali pesona Braga, yang terus berubah tanpa kehilangan jiwanya. Sastra, dalam hal ini, menjadi medium yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan penting tentang identitas, budaya, dan lingkungan.

Sebagai penutup, diskusi ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. “Braga at Paris van Java” bukan sekadar novel, melainkan sebuah karya seni yang mengajak kita untuk lebih mencintai dan memahami Kota Bandung. Diskusi ini juga menjadi pengingat bahwa literasi memiliki peran penting dalam membentuk kesadaran dan kepedulian kita terhadap lingkungan sekitar. (Didin Tulus).

***

Judul: Braga at Paris van Java: Sebuah Refleksi di Jantung Kota Kembang
Penulis: Didin Kamayana Tulus
Editor: Edy R.F.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *